Sebuah klinik di Amerika menghubungi ribuan pasien untuk mengingatkan kemungkinan tertular Human Imunodeficiency Virus (HIV). Gara-garanya, salah satu perawat melakukan kesalahan saat mengajari pasien diabetes cara menyuntikkan insulin.
Seorang perawat di Dean Clinic di Wisconsin, Amerika Serikat diduga memperagakan alat suntik dan pen untuk tes darah secara langsung ke tubuh pasien. Menurut panduan, peragaan seharusnya dilakukan pada boneka atau benda lain misalnya buah jeruk.
Ketika menusukkan alat-alat tersebut, perawat yang kini sudah diberhentikan itu memang mengganti jarum di bagian ujungnya sehingga 1 pasien hanya menggunakan 1 jarum. Namun karena alat lainnya tidak diganti, dikhawatirkan ada kuman yang terjebak lalu ditularkan ke pasien lain.
Antara tahun 2006-2011, mantan perawat tersebut telah mengajari sedikitnya 2.345 pasien diabetes. Seluruhnya merupakan pasien baru yang harus memakai insulin dalam jangka panjang, sehingga butuh pengarahan bagaimana cara menyuntikkannya tanpa bantuan dokter.
Bukan cuma HIV, juru bicara Dean Clinic juga mengkhawatirkan risiko infeksi penyakit lain yang ditularkan melalui darah. Di antaranya yang tak kalah berbahaya adalah hepatitis B dan C, yang jika tidak tertangani atau terlambat didiagnosis bisa memicu kanker hari.
"Tujuan kami sekarang adalah memastikan agar para pasien yang mungkin terinfeksi segera mendapat pemberitahuan, lalu secepatnya dites," ungkap Dr Craig Samitt, pimpinan sekaligus pemilik Dean Clinic seperti dikutip dari ABC News, Rabu (31/8/2011).
Sementara itu menurut seorang pakar kesehatan, pasien punya hak untuk memastikan bahwa dirinya aman dari risiko penularan infeksi di pusat-pusat layanan kesehatan. Bahkan, pasien berhak menanyakan pada dokter atau perawat apakah sudah cuci tangan sebelum menyuntik.
"Kadang-kadang memang tidak perlu, tapi langkah kecil seperti ini bisa memberi perlindungan ekstra terhadap keamanan pasien," ungkap sang pakar, Dr Robert Glatter dari Medscape Emergency Medicine yang tidak terlibat langsung dalam kasus tersebut.[unikaja.com]
No comments:
Post a Comment